Sekretaris
08 Agustus 2016
13x
Obituari Almarhumah, Aher : Ibu Sosok Pertama yang Membela Saya
KAB. SUKABUMI - Ibunda Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Hj. Atikah binti H. Darimy telah berpulang ke rahmatullah pada Minggu (7/8/16) pukul 12.55 WIB di RS Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.
Jenazah pun langsung dikebumikan pada malam harinya di pemakaman keluarga yang berlokasi di Kp. Pasar Rebo, Desa Sela Awi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Turut hadir dalam pemakaman ini, sang istri Netty Heryawan beserta anak-anak, para anggota keluarga, para pejabat di lingkungan Pemprov Jawa Barat, serta ratusan masyarakat yang turut serta mengantar jenazah ke pemakaman yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka.
Aher dan keluarga tampak tegar ditinggal sang ibu tercinta. Dalam sambutannya ketika prosesi pemakaman, dia pun mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah hadir seraya memohon doa untuk almarhumah.
"Ini adalah awal kehidupan dari kehidupan akhirat dan akhir dari kehidupan duniawi almarhumah dan sampai kemudian pada kehidupan ukhrowinya. Semua kita akan mengalami seperti ini," kata Aher.
"Oleh karena itu, mari kita menjalankan kewajiban kita paling akhir, yaitu mendoakan almarhumah," lanjutnya.
Usai pemakaman, Aher pun mengenang sang bunda sebagai sosok ibu yang senantiasa mendoakan anak-anaknya, tidak hanya itu ibu dikenang selalu tampil terdepan dalam membela perjuangan dan kiprah hidupnya.
"Saya beruntung menjalani masa jabatan publik selama di Jakarta dan di Jawa Barat, ada sosok yang selalu menjadi tumpuan hati, mengokohkan jiwa dan pembela dalam ikhtiar memberikan manfaat dan mashlahat yang banyak kepada khalayak. Dialah ibu Saya. Ketika dinamika dan hilir mudik isu miring yang seringkali menerpa pejabat publik, maka Ibu Saya lah orang pertama yang membela, beliau sedikit pun tidak terpengaruh dengan kabar angin yang sering berkembang di luar," Kenang Aher.
Bagi Aher, peran orang tua khususnya ibu begitu besar dalam kehidupannya. Orang tua, khususnya sang Ibu selalu mengajarkan anaknya tentang empati dan peduli terhadap orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Almarhumah Hj. Atikah binti H. Darminy menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat secara intensif di RSHS selama 6 hari 5 malam atau sejak Rabu (3/8/16) lalu. Dia berjuang melawan kanker kelenjar getah bening serta infeksi paru yang membuatnya terasa sulit untuk bernafas.
"Disela-sela nafas sulit itu beliau selalu sholat, tidak ada waktu sholat yang terlewat," tutur Aher.
"Terakhir, Jumat sebelum masuk ICU, sempat berdiskusi dengan dokter apakah ditidurkan (di ICU) atau tidak. Disitu ada perdebatan bathin, jadi kalau tidak di ICU kita bisa berkomunikasi tapi dengan nafas yang sangat berat. Khawatir kita melakukan pembiaran, tidak ditolong. Lalu ditolong dengan ICU tapi kemudian tenang tapi kita tidak bisa berkomunikasi," cerita Aher.
Almarhumah wafat pada usia 68 tahun saat tengah berjuang melawan penyakitnya yang didiagnosis sejak Mei 2016 lalu.
"Alhamdulillah saya sedang dalam posisi di kamar ICU menyaksikan prosesi itu (Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya) dan saya membisikan kalimat 'Laailaa Haillallah Muhammadarrasulullah' di telinganya dan ketika saya mengangkat kepala untuk melihat layar ternyata di layar itu sudah tidak ada data apa-apa, pertanda dia sudah pulang kepada Allah SWT," kata Aher.
Sumber Berita : HUMAS JABAR
KAB. SUKABUMI - Ibunda Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Hj. Atikah binti H. Darimy telah berpulang ke rahmatullah pada Minggu (7/8/16) pukul 12.55 WIB di RS Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.
Jenazah pun langsung dikebumikan pada malam harinya di pemakaman keluarga yang berlokasi di Kp. Pasar Rebo, Desa Sela Awi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Turut hadir dalam pemakaman ini, sang istri Netty Heryawan beserta anak-anak, para anggota keluarga, para pejabat di lingkungan Pemprov Jawa Barat, serta ratusan masyarakat yang turut serta mengantar jenazah ke pemakaman yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka.
Aher dan keluarga tampak tegar ditinggal sang ibu tercinta. Dalam sambutannya ketika prosesi pemakaman, dia pun mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah hadir seraya memohon doa untuk almarhumah.
"Ini adalah awal kehidupan dari kehidupan akhirat dan akhir dari kehidupan duniawi almarhumah dan sampai kemudian pada kehidupan ukhrowinya. Semua kita akan mengalami seperti ini," kata Aher.
"Oleh karena itu, mari kita menjalankan kewajiban kita paling akhir, yaitu mendoakan almarhumah," lanjutnya.
Usai pemakaman, Aher pun mengenang sang bunda sebagai sosok ibu yang senantiasa mendoakan anak-anaknya, tidak hanya itu ibu dikenang selalu tampil terdepan dalam membela perjuangan dan kiprah hidupnya.
"Saya beruntung menjalani masa jabatan publik selama di Jakarta dan di Jawa Barat, ada sosok yang selalu menjadi tumpuan hati, mengokohkan jiwa dan pembela dalam ikhtiar memberikan manfaat dan mashlahat yang banyak kepada khalayak. Dialah ibu Saya. Ketika dinamika dan hilir mudik isu miring yang seringkali menerpa pejabat publik, maka Ibu Saya lah orang pertama yang membela, beliau sedikit pun tidak terpengaruh dengan kabar angin yang sering berkembang di luar," Kenang Aher.
Bagi Aher, peran orang tua khususnya ibu begitu besar dalam kehidupannya. Orang tua, khususnya sang Ibu selalu mengajarkan anaknya tentang empati dan peduli terhadap orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Almarhumah Hj. Atikah binti H. Darminy menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat secara intensif di RSHS selama 6 hari 5 malam atau sejak Rabu (3/8/16) lalu. Dia berjuang melawan kanker kelenjar getah bening serta infeksi paru yang membuatnya terasa sulit untuk bernafas.
"Disela-sela nafas sulit itu beliau selalu sholat, tidak ada waktu sholat yang terlewat," tutur Aher.
"Terakhir, Jumat sebelum masuk ICU, sempat berdiskusi dengan dokter apakah ditidurkan (di ICU) atau tidak. Disitu ada perdebatan bathin, jadi kalau tidak di ICU kita bisa berkomunikasi tapi dengan nafas yang sangat berat. Khawatir kita melakukan pembiaran, tidak ditolong. Lalu ditolong dengan ICU tapi kemudian tenang tapi kita tidak bisa berkomunikasi," cerita Aher.
Almarhumah wafat pada usia 68 tahun saat tengah berjuang melawan penyakitnya yang didiagnosis sejak Mei 2016 lalu.
"Alhamdulillah saya sedang dalam posisi di kamar ICU menyaksikan prosesi itu (Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya) dan saya membisikan kalimat 'Laailaa Haillallah Muhammadarrasulullah' di telinganya dan ketika saya mengangkat kepala untuk melihat layar ternyata di layar itu sudah tidak ada data apa-apa, pertanda dia sudah pulang kepada Allah SWT," kata Aher.
Sumber Berita : HUMAS JABAR
Tags :
Berita Terkini
17 Agustus 2023
73x
Pemantapan Gerak Tim Lomba Senam Paket PORPI pada FORNAS VII Tahun 2023
30 Mei 2023
74x
29 Mei 2023
137x
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Olahraga Rekreasi
17 Mei 2023
42x