Sekretaris
25 Juli 2016
48x
Bersama Baznas, “Aher” Canangkan Kabangkitan Zakat di Jabar
KOTA BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat mencanangkan program 'Kebangkitan Zakat' di Jawa Barat di Aula Barat, Gedung Sate Bandung, Jumat (22/07/2016).
Aher mengatakan zakat adalah instrumen kesejahteraan masyarakat. Zakat hadir sebagai solusi meretas kemiskinan.
"Insya Allah, Jawa Barat Provinsi yang paling siap membangun kebangkitan zakat," katanya.
Di Jawa Barat, kata Aher, zakat sudah mulai merambah pada bidang produktif. Seperti pengadaan beasiswa, pembangunan kawasan desa tertinggal, bantuan modal usaha, dan lain sebagainya.
"Alhamdulillah Baznas di Jawa Barat juga sudah bisa memotong langsung gaji PNS Provinsi Jawa Barat untuk zakat profesi. Dengan segala hormat kami meminta pada PNS di Provinsi Jawa Barat untuk 'dipaksa' langsung dipotong sebelum gaji diterima," kata Aher.
Dengan mekanisme itu, dirinya mengaku bersyukur penghimpunan zakat di Jawa Barat meningkat. Kini angka sekitar Rp. 1,2 milyar per bulan, dapat dihimpun Baznas berkat dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lewat kebijakan tersebut.
"Zakat terus berkembang, oleh karena itulah kita gelorakan semangat mengumpulan zakat bagi masyarkat yang tidak mampu," ajaknya.
Senada Aher, Ketua Baznas Provinsi Jawa Barat Arif Ramdani mengatakan, Zakat merupakan instrumen penting dalam memudarkan kesenjangan sosial.
Dari data yang dia sebutkan, rasio gini yang menunjukan tingkat kesenjangan, secara nasional saat ini mencapai 0,40 sejak tahun 2010. Ditaksir sejak tahun 2010 pula, 1% Warga Negara Indonesia (WNI) terkaya di Indonesia menguasai 40% aset nasional.
"Kesenjangan itu 'sunatullah', tanpa kesenjangan proses ekonomi dan sosial akan sulit terjadi. Namun tingkat kesenjangan harus dikendalikan agar tidak terlalu ekstrim dan menimbulkan ekses- ekses sosial," kata Arif.
Lanjut menurut dia, dalam hal penghimpunan zakat, masih sangat jauh dari target. Potensi zakat nasional pada tahun 2015, ditaksir Rp. 286 trilyun. Namun realisasinya baru mencapai Rp. 3,7 trilyun.
Sementara di Jawa Barat, potensi zakat pada tahun 2015 diperkirakan Rp. 17 trilyun, dari namun realisasinya baru dapat mencapai Rp. 168 Milyar.
"Alhamdulillah di bulan Ramadhan kemarin, penghimpunan zakat naik 22%, yaitu kurang lebih Baznas se- Jawa Barat dapat menghimpun sekitar Rp. 282 Milyar," kata Arif.
Maka melalui pencanangan zakat se-Jawa Barat ini, diharapkan dapat menjadi ruh dan semangat dalam mengoptimalkan zakat mulai dari penghimpunan, hingga pengelolaannya.
"Kita ingin Baznas membangun kepercayaan pada masyarakat. Oleh karena itu, mudah mudahan Baznas mengambil andil menanggulangi kemiskinan," harapnya.
Turut Hadir Wakil Ketua Baznas (pusat), Zainul Bahar Nur, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Yuliana, Asisten Daerah bid. Kesra Ahmad Hadadi, para pimpinan MUI, Pesantren, dan Ormas se- Jawa Barat.
Sumber Berita : HUMAS JABAR
KOTA BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat mencanangkan program 'Kebangkitan Zakat' di Jawa Barat di Aula Barat, Gedung Sate Bandung, Jumat (22/07/2016).
Aher mengatakan zakat adalah instrumen kesejahteraan masyarakat. Zakat hadir sebagai solusi meretas kemiskinan.
"Insya Allah, Jawa Barat Provinsi yang paling siap membangun kebangkitan zakat," katanya.
Di Jawa Barat, kata Aher, zakat sudah mulai merambah pada bidang produktif. Seperti pengadaan beasiswa, pembangunan kawasan desa tertinggal, bantuan modal usaha, dan lain sebagainya.
"Alhamdulillah Baznas di Jawa Barat juga sudah bisa memotong langsung gaji PNS Provinsi Jawa Barat untuk zakat profesi. Dengan segala hormat kami meminta pada PNS di Provinsi Jawa Barat untuk 'dipaksa' langsung dipotong sebelum gaji diterima," kata Aher.
Dengan mekanisme itu, dirinya mengaku bersyukur penghimpunan zakat di Jawa Barat meningkat. Kini angka sekitar Rp. 1,2 milyar per bulan, dapat dihimpun Baznas berkat dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lewat kebijakan tersebut.
"Zakat terus berkembang, oleh karena itulah kita gelorakan semangat mengumpulan zakat bagi masyarkat yang tidak mampu," ajaknya.
Senada Aher, Ketua Baznas Provinsi Jawa Barat Arif Ramdani mengatakan, Zakat merupakan instrumen penting dalam memudarkan kesenjangan sosial.
Dari data yang dia sebutkan, rasio gini yang menunjukan tingkat kesenjangan, secara nasional saat ini mencapai 0,40 sejak tahun 2010. Ditaksir sejak tahun 2010 pula, 1% Warga Negara Indonesia (WNI) terkaya di Indonesia menguasai 40% aset nasional.
"Kesenjangan itu 'sunatullah', tanpa kesenjangan proses ekonomi dan sosial akan sulit terjadi. Namun tingkat kesenjangan harus dikendalikan agar tidak terlalu ekstrim dan menimbulkan ekses- ekses sosial," kata Arif.
Lanjut menurut dia, dalam hal penghimpunan zakat, masih sangat jauh dari target. Potensi zakat nasional pada tahun 2015, ditaksir Rp. 286 trilyun. Namun realisasinya baru mencapai Rp. 3,7 trilyun.
Sementara di Jawa Barat, potensi zakat pada tahun 2015 diperkirakan Rp. 17 trilyun, dari namun realisasinya baru dapat mencapai Rp. 168 Milyar.
"Alhamdulillah di bulan Ramadhan kemarin, penghimpunan zakat naik 22%, yaitu kurang lebih Baznas se- Jawa Barat dapat menghimpun sekitar Rp. 282 Milyar," kata Arif.
Maka melalui pencanangan zakat se-Jawa Barat ini, diharapkan dapat menjadi ruh dan semangat dalam mengoptimalkan zakat mulai dari penghimpunan, hingga pengelolaannya.
"Kita ingin Baznas membangun kepercayaan pada masyarakat. Oleh karena itu, mudah mudahan Baznas mengambil andil menanggulangi kemiskinan," harapnya.
Turut Hadir Wakil Ketua Baznas (pusat), Zainul Bahar Nur, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Yuliana, Asisten Daerah bid. Kesra Ahmad Hadadi, para pimpinan MUI, Pesantren, dan Ormas se- Jawa Barat.
Sumber Berita : HUMAS JABAR
Tags :
Berita Terkini
17 Agustus 2023
73x
Pemantapan Gerak Tim Lomba Senam Paket PORPI pada FORNAS VII Tahun 2023
30 Mei 2023
74x
29 Mei 2023
137x
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Olahraga Rekreasi
17 Mei 2023
42x