Sekretaris
27 Desember 2016
40x
“Hari Ibu ke-88, Jabar Terus Kampanyekan “Tiga Akhiri”
BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen dalam memberikan perlindungan kepada kaum perempuan dan anak. Saat ini jumlah kasusnya pun terus meningkat, sehingga untuk menangani hal tersebut perlu peran serta seluruh komponen bangsa termasuk masyarakat.
Dalam Upacara Peringatan Hari Ibu ke-88 di Halaman Depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (22/12/16), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengajak semua komponen masyarakat agar bisa berpartispasi dalam mengkampanyekan “Tiga Akhiri”, yaitu (1) Akhiri perdagangan manusia, (2) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta (3) Akhiri hambatan keadilan ekonomi bagi seluruh perempuan di Jawa Barat.
“Perempuan dan anak maju, Jawa Barat kuat. Perempuan dan laki-laki setara, Jawa Barat berdaya saing. Keluarga harmonis, masyarakat sejahtera,” pekik Wagub dalam sambutannya dalam acara yang dirangkaikan pula denga peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
Kekerasan dan perdagangan orang (human trafficking) menjadi salah satu perhatian sangat serius dari pemerintah. Wagub mengatakan bahwa korban terbesar dari kasus kekerasan dan perdagangan orang – baik yang terlaporkan atau tidak adalah perempuan dan anak. Maraknya kekerasan, khususnya kejahatan seksual terhadap anak menjadi permasalahan bangsa yang harus segera dituntaskan oleh semua kalangan.
“Kekerasan pada perempaun dan anak menjadi fokus kita sekarang disamping tadi menekan kematian ibu dan bayi, kemudian kesetaraan. Kekerasan artinya tidak setara, ini yang sekarang coba kita bangun,” ungkap Wagub usai acara.
Untuk mengatasinya, menurut Wagub perlu ada peran serta dari masyarakat. Masyarakat diminta segera lapor ke pihak yang berwenang apabila di daerahnya terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Upaya masyarakat juga diperlukan, artinya pengaduan atau segala macam. Termasuk perempuan itu sendiri, termasuk tetangganya. Jadi kalau dilaporkan jangan sampai terjadi lagi, ada efek jera kan buat para pelaku kekerasan itu. Tapi kalau dilakukan tidak ada hukuman sama sekali, tidak ada laporan sama sekali kan juga susah. Jadi partisipasi masyarakat juga kita perlukan,” papar Wagub.
Wagub juga menambahkan pentingnya ketahanan keluarga dalam menjaga sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila dicermati maraknya persoalan dan kompleksitas masalah-masalah sosial, seperti kekerasan, trafficking, pornografi, infeksi menular seksual, dan HIV/Aids, narkoba, kriminalitas, dan lainnya disebabkan karena runtuhnya pondasi ketahanan dalam keluarga.
“Untuk itu, ketahanan keluarga harus lebih diperkuat, melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti serta iman, dan takwa sebagai pilar utama pendidikan formal dan karakter dalam keluarga,” tutur Wagub.
Disamping itu, pemerintah pun terus mendorong agar perempaun dan laki-laki juga mempunyai kesempatan, askes, serta peluang yang sama sebagai sumber daya pembangunan. Sama dengan kaum laki-laki, perempuan memiliki peran dan kedudukan dalam mencapai tujuan negara, serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan, seperti bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
Peringatan Hari Ibu tahun ini mengambil Tema: “Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Askses Ekonomi terhadap Perempuan. Untuk itu, pada kesempatan ini dilakukan Deklarasi Penurunan Angka Kematian Anak dan Ibu di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk para akademisi.
Peringatan Hari Ibu 2016 dirangkaikan pula dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Tema HKSN tahun ini, yaitu “Kerja Nyata Menuju Jawa Barat Sejahtera”. Tema ini diambil sesuai dengan kondisi saat ini dimana kita masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan kesenjangan sosial.
Untuk mengatasinya, diperlukan komitmen dan upaya dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat untuk terus bekerja secara nyata menembus berbagai rintangan demi menghadirkan Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua.
“Oleh karena itu, saya berharap momentum peringatan HKSN Tahun 2016 ini dapat memberikan spirit kepada seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian dan mau berbagi terhadap sesama yang membutuhkan, serta saling menghargai satu sama lain,” harap Wagub dalam sambutannya.
Wagub pun mengatakan bahwa Kesetiakawanan Sosial bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan masyarakat. Dengan begitu kita dapat menghadapi segala ancaman dan hambatan, baik dari dalam maupun luar negeri, serta memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah dan nasional, khususnya untuk memperkuat integrasi sosial dalam mengurangi kesenjangan sosial yang ada.
Wagub: UU Nomor 8 Tahun 2016 Ubah Paradigma Penyandang Disabilitas
Selain Hari Ibu dan HKSN, diperingati pula Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jawa Barat. Tema yang diambil yaitu “ Membangun Masyarakat Inklusif, Adil, dan Berkesinambungan bagi Penyandang Disabilitas untuk Jawa Barat yang Lebih Baik”.
Tema ini mengandung makna bahwa pengakuan dan penghormatan terhadap eksistensi Penyandang Disabilitas, sekaligus peneguhan komitmen serta kepedulian kita untuk mewujudkan kemandirian, kesetaraan, dan kesejahteraan Penyandang Disabilitas.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. UU ini telah mengubah paradigma pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dari belas kasihan (charity based) menjadi berperspektif Hak Asasi Manusia (HAM).
“Artinya Undang-Undang ini memberikan kesempatan yang sama kepada Penyandang Disabilitas dalam mengembangkan dirinya melalui kemandirian sebagai manusia yang bermartabat,” ungkap Wagub dalam sambutannya.
“Dengan demikian, melalui tatanan masyarakat inklusif, adil, dan berkesinambungan yang terus kita bangun, kita ingin para Difabel di Jawa Barat terpenuhi hak-haknya dalam segala aspek kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik dan pemerintahan, kebudayaan dan pariwisata, serta pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi,” lanjutnya.
Untuk itu, Jawa Barat mendukung sepenuhnya hak-hak Penyandang Disabilitas untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, dan kekerasan. Selain itu, mendukung pula hak untuk mendapatkan penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain, termasuk hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial untuk kemandirian.
Dukungan ini – salah satunya diimplementasikan oleh Pemprov Jawa Barat dalam bentuk bantuan bagi para Penyandang Disabilitas. Bantuan berupa uang sebesar Rp 300 ribu/bulan selama 10 bulan (Januari – Oktober 2016) dengan jumlah total Rp 6.252.000.000 kepada 2.000 lebih Difabel di seluruh Jawa Barat.
Wagub juga mendorong berbagai pihak untuk bersama-sama menghadirkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik yang menjunjung tinggi nilai-nilai inklusif, bebas hambatan, dan tanpa diskriminasi. Selain itu, perlu ditingkatkan juga program pemberdayaan dan pelatihan Penyandang Disabilitas, agar mereka mampu berusaha dan bekerja, serta menggali potensi yang dimiliki.
“Mari kita terus memperkuat komitmen dan strategi multi-sektoral untuk memberikan perlindungan serta pemenuhan hak-hak dan kesempatan yang sama bagi para Penyandang Disabilitas,” ajak Wagub.
Pada acara peringatan Hari Ibu ke-88, HKSN, dan HDI ini, Pemprov Jawa Barat memberikan berbagai penghargaan untuk berbagai lomba dan kategori yang diikuti peserta dari seluruh Jawa Barat. Diantaranya: Lomba Program Terpadu Peningkatan Perempuan Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Lomba Perempuan Inspiratif, Lomba Tembang Kenangan, Lomba Keluarga PNS, Lomba Kreatifitas Produk Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), Lomba Pendamping Lapangan (PL) Teladan, Lomba Senam Kesegaran Jasmani Perempuan, Lomba Posyandu dan Kader Berprestasi, dan Lomba Stand UP Perlindungan Perempuan.
Selain itu, penghargaan diberikan kepada: Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (Juara 1 RS Borromeus Kota Bandung), Kepala Daerah Pembina Perusahaan Terbaik, Perusahaan Penerima Penghargaan Produktivitas Siddhakarya, Kelompok BKB Bunda Asih (Desa Babakan Asem, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang), Pemenang Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional (Kabupaten Sumedang dan PT SUAI Subang). Diberikan pula bantuan Kursi Roda untuk Penyandang Disabilitas kepada Mega Ratu Agustin dari Kota Cimahi dan Paket Peralatan Sekolah kepada Sinta Akpriyana dari Kota Cimahi.
Sumber berita : Humas Jabar
BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen dalam memberikan perlindungan kepada kaum perempuan dan anak. Saat ini jumlah kasusnya pun terus meningkat, sehingga untuk menangani hal tersebut perlu peran serta seluruh komponen bangsa termasuk masyarakat.
Dalam Upacara Peringatan Hari Ibu ke-88 di Halaman Depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (22/12/16), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengajak semua komponen masyarakat agar bisa berpartispasi dalam mengkampanyekan “Tiga Akhiri”, yaitu (1) Akhiri perdagangan manusia, (2) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta (3) Akhiri hambatan keadilan ekonomi bagi seluruh perempuan di Jawa Barat.
“Perempuan dan anak maju, Jawa Barat kuat. Perempuan dan laki-laki setara, Jawa Barat berdaya saing. Keluarga harmonis, masyarakat sejahtera,” pekik Wagub dalam sambutannya dalam acara yang dirangkaikan pula denga peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
Kekerasan dan perdagangan orang (human trafficking) menjadi salah satu perhatian sangat serius dari pemerintah. Wagub mengatakan bahwa korban terbesar dari kasus kekerasan dan perdagangan orang – baik yang terlaporkan atau tidak adalah perempuan dan anak. Maraknya kekerasan, khususnya kejahatan seksual terhadap anak menjadi permasalahan bangsa yang harus segera dituntaskan oleh semua kalangan.
“Kekerasan pada perempaun dan anak menjadi fokus kita sekarang disamping tadi menekan kematian ibu dan bayi, kemudian kesetaraan. Kekerasan artinya tidak setara, ini yang sekarang coba kita bangun,” ungkap Wagub usai acara.
Untuk mengatasinya, menurut Wagub perlu ada peran serta dari masyarakat. Masyarakat diminta segera lapor ke pihak yang berwenang apabila di daerahnya terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Upaya masyarakat juga diperlukan, artinya pengaduan atau segala macam. Termasuk perempuan itu sendiri, termasuk tetangganya. Jadi kalau dilaporkan jangan sampai terjadi lagi, ada efek jera kan buat para pelaku kekerasan itu. Tapi kalau dilakukan tidak ada hukuman sama sekali, tidak ada laporan sama sekali kan juga susah. Jadi partisipasi masyarakat juga kita perlukan,” papar Wagub.
Wagub juga menambahkan pentingnya ketahanan keluarga dalam menjaga sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila dicermati maraknya persoalan dan kompleksitas masalah-masalah sosial, seperti kekerasan, trafficking, pornografi, infeksi menular seksual, dan HIV/Aids, narkoba, kriminalitas, dan lainnya disebabkan karena runtuhnya pondasi ketahanan dalam keluarga.
“Untuk itu, ketahanan keluarga harus lebih diperkuat, melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti serta iman, dan takwa sebagai pilar utama pendidikan formal dan karakter dalam keluarga,” tutur Wagub.
Disamping itu, pemerintah pun terus mendorong agar perempaun dan laki-laki juga mempunyai kesempatan, askes, serta peluang yang sama sebagai sumber daya pembangunan. Sama dengan kaum laki-laki, perempuan memiliki peran dan kedudukan dalam mencapai tujuan negara, serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan, seperti bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
Peringatan Hari Ibu tahun ini mengambil Tema: “Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Askses Ekonomi terhadap Perempuan. Untuk itu, pada kesempatan ini dilakukan Deklarasi Penurunan Angka Kematian Anak dan Ibu di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk para akademisi.
Peringatan Hari Ibu 2016 dirangkaikan pula dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Tema HKSN tahun ini, yaitu “Kerja Nyata Menuju Jawa Barat Sejahtera”. Tema ini diambil sesuai dengan kondisi saat ini dimana kita masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan kesenjangan sosial.
Untuk mengatasinya, diperlukan komitmen dan upaya dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat untuk terus bekerja secara nyata menembus berbagai rintangan demi menghadirkan Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua.
“Oleh karena itu, saya berharap momentum peringatan HKSN Tahun 2016 ini dapat memberikan spirit kepada seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian dan mau berbagi terhadap sesama yang membutuhkan, serta saling menghargai satu sama lain,” harap Wagub dalam sambutannya.
Wagub pun mengatakan bahwa Kesetiakawanan Sosial bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan masyarakat. Dengan begitu kita dapat menghadapi segala ancaman dan hambatan, baik dari dalam maupun luar negeri, serta memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah dan nasional, khususnya untuk memperkuat integrasi sosial dalam mengurangi kesenjangan sosial yang ada.
Wagub: UU Nomor 8 Tahun 2016 Ubah Paradigma Penyandang Disabilitas
Selain Hari Ibu dan HKSN, diperingati pula Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jawa Barat. Tema yang diambil yaitu “ Membangun Masyarakat Inklusif, Adil, dan Berkesinambungan bagi Penyandang Disabilitas untuk Jawa Barat yang Lebih Baik”.
Tema ini mengandung makna bahwa pengakuan dan penghormatan terhadap eksistensi Penyandang Disabilitas, sekaligus peneguhan komitmen serta kepedulian kita untuk mewujudkan kemandirian, kesetaraan, dan kesejahteraan Penyandang Disabilitas.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. UU ini telah mengubah paradigma pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dari belas kasihan (charity based) menjadi berperspektif Hak Asasi Manusia (HAM).
“Artinya Undang-Undang ini memberikan kesempatan yang sama kepada Penyandang Disabilitas dalam mengembangkan dirinya melalui kemandirian sebagai manusia yang bermartabat,” ungkap Wagub dalam sambutannya.
“Dengan demikian, melalui tatanan masyarakat inklusif, adil, dan berkesinambungan yang terus kita bangun, kita ingin para Difabel di Jawa Barat terpenuhi hak-haknya dalam segala aspek kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik dan pemerintahan, kebudayaan dan pariwisata, serta pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi,” lanjutnya.
Untuk itu, Jawa Barat mendukung sepenuhnya hak-hak Penyandang Disabilitas untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, dan kekerasan. Selain itu, mendukung pula hak untuk mendapatkan penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain, termasuk hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial untuk kemandirian.
Dukungan ini – salah satunya diimplementasikan oleh Pemprov Jawa Barat dalam bentuk bantuan bagi para Penyandang Disabilitas. Bantuan berupa uang sebesar Rp 300 ribu/bulan selama 10 bulan (Januari – Oktober 2016) dengan jumlah total Rp 6.252.000.000 kepada 2.000 lebih Difabel di seluruh Jawa Barat.
Wagub juga mendorong berbagai pihak untuk bersama-sama menghadirkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik yang menjunjung tinggi nilai-nilai inklusif, bebas hambatan, dan tanpa diskriminasi. Selain itu, perlu ditingkatkan juga program pemberdayaan dan pelatihan Penyandang Disabilitas, agar mereka mampu berusaha dan bekerja, serta menggali potensi yang dimiliki.
“Mari kita terus memperkuat komitmen dan strategi multi-sektoral untuk memberikan perlindungan serta pemenuhan hak-hak dan kesempatan yang sama bagi para Penyandang Disabilitas,” ajak Wagub.
Pada acara peringatan Hari Ibu ke-88, HKSN, dan HDI ini, Pemprov Jawa Barat memberikan berbagai penghargaan untuk berbagai lomba dan kategori yang diikuti peserta dari seluruh Jawa Barat. Diantaranya: Lomba Program Terpadu Peningkatan Perempuan Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Lomba Perempuan Inspiratif, Lomba Tembang Kenangan, Lomba Keluarga PNS, Lomba Kreatifitas Produk Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), Lomba Pendamping Lapangan (PL) Teladan, Lomba Senam Kesegaran Jasmani Perempuan, Lomba Posyandu dan Kader Berprestasi, dan Lomba Stand UP Perlindungan Perempuan.
Selain itu, penghargaan diberikan kepada: Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (Juara 1 RS Borromeus Kota Bandung), Kepala Daerah Pembina Perusahaan Terbaik, Perusahaan Penerima Penghargaan Produktivitas Siddhakarya, Kelompok BKB Bunda Asih (Desa Babakan Asem, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang), Pemenang Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional (Kabupaten Sumedang dan PT SUAI Subang). Diberikan pula bantuan Kursi Roda untuk Penyandang Disabilitas kepada Mega Ratu Agustin dari Kota Cimahi dan Paket Peralatan Sekolah kepada Sinta Akpriyana dari Kota Cimahi.
Sumber berita : Humas Jabar
Tags :
Berita Terkini
17 Agustus 2023
73x
Pemantapan Gerak Tim Lomba Senam Paket PORPI pada FORNAS VII Tahun 2023
30 Mei 2023
74x
29 Mei 2023
137x
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Olahraga Rekreasi
17 Mei 2023
42x