Bidang Olahraga
20 Oktober 2016
68x
“Teguh Prianto, Berhenti Kerja Demi Prestasi Olahraga”
Teguh Prianto tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya usai menjadi yang pertama mencapai garis finis. Tanda-tanda kelelahan di raut wajahnya seolah terhapus lewat senyum yang mengembang.
“Ini Peparnas yang pertama,” kata Teguh mengawali perbincangan. Di Peparnas XV Jawa Barat 2016 cabang olahraga atletik, Teguh turun di nomor wheelchair 400 meter.
Perjuangan karier olahraga Teguh terbilang unik. Pasalnya, ia awalnya menggeluti fitnes pada 2009. Lalu, saat Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014 Jawa Barat, Teguh yang membela Kabupaten Bekasi turun di cabang olahraga angkat berat.
Sejatinya, Teguh pun berupaya untuk menembus Peparnas lewat angkat berat. Namun, karena kelasnya sudah habis, ia pun bergeser ke nomor kursi roda di cabang olahraga atletik.
“Saya baru menggeluti kursi roda pada Februari awal tahun ini. Lalu, pada bulan lima (Mei), saya dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan,” jelas Teguh. Keseriusannya dalam berlatih sebenarnya memang tak lepas dari cita-cita Teguh yang ingin menjadi seorang olahragawan.
Dengan menggeluti fitness, Teguh rupanya mulai mendapatkan kemampuan lain di bidang olahraga yakni sebagai atlet angkat berat. Namun ia sempat gamang untuk melanjutkan cita-citanya. Pasalnya, usai Porda 2014, Teguh dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, melepas pekerjaan atau tak lagi meneruskan sebagai olahragawan.
“Waktu itu (2015), saya lagi kerja. Karena Peparnas sebentar lagi, dan saya harus berlatih ya saya harus memilih. Akhirnya saya memilih olahraga. Pekerjaan pun berhenti,” ungkap Teguh. Meskipun demikian, dukungan tak henti-hentinya mengalir dari keluarga Teguh mulai dari orang tua yang selalu memberi doa sampai kakak yang selalu memberikan yang terbaik.
“Namun, motivasi yang lebih utama itu datang dari diri saya sendiri untuk bisa mendapatkan prestasi yang lebih tinggi,” kata Teguh Teguh pun bercerita bahwa untuk berlatih di Bandung, ia harus mengumpulkan modal dari atas apa yang telah ia raih. Meski sempat berlatih untuk angkat berat, tapi rezeki Teguh ternyata hadir di atletik.
“Karena saya suka fitness, katanya ada pengaruh kalau ke balap kursi roda. Tenaga sudah ada, tinggal teknik yang perlu dikembangkan,” ucap Teguh. Ia pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah membimbingnya dalam banyak hal hingga kini. “Beruntung banget bisa masuk Peparnas. Karena dari Gubernur, dan semua pihak yang ada di belakang telah mendukung dan memfasilitasi kami para difabel,” tutup Teguh.
Sumber berita : Humas Jabar
Teguh Prianto tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya usai menjadi yang pertama mencapai garis finis. Tanda-tanda kelelahan di raut wajahnya seolah terhapus lewat senyum yang mengembang.
“Ini Peparnas yang pertama,” kata Teguh mengawali perbincangan. Di Peparnas XV Jawa Barat 2016 cabang olahraga atletik, Teguh turun di nomor wheelchair 400 meter.
Perjuangan karier olahraga Teguh terbilang unik. Pasalnya, ia awalnya menggeluti fitnes pada 2009. Lalu, saat Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014 Jawa Barat, Teguh yang membela Kabupaten Bekasi turun di cabang olahraga angkat berat.
Sejatinya, Teguh pun berupaya untuk menembus Peparnas lewat angkat berat. Namun, karena kelasnya sudah habis, ia pun bergeser ke nomor kursi roda di cabang olahraga atletik.
“Saya baru menggeluti kursi roda pada Februari awal tahun ini. Lalu, pada bulan lima (Mei), saya dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan,” jelas Teguh. Keseriusannya dalam berlatih sebenarnya memang tak lepas dari cita-cita Teguh yang ingin menjadi seorang olahragawan.
Dengan menggeluti fitness, Teguh rupanya mulai mendapatkan kemampuan lain di bidang olahraga yakni sebagai atlet angkat berat. Namun ia sempat gamang untuk melanjutkan cita-citanya. Pasalnya, usai Porda 2014, Teguh dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, melepas pekerjaan atau tak lagi meneruskan sebagai olahragawan.
“Waktu itu (2015), saya lagi kerja. Karena Peparnas sebentar lagi, dan saya harus berlatih ya saya harus memilih. Akhirnya saya memilih olahraga. Pekerjaan pun berhenti,” ungkap Teguh. Meskipun demikian, dukungan tak henti-hentinya mengalir dari keluarga Teguh mulai dari orang tua yang selalu memberi doa sampai kakak yang selalu memberikan yang terbaik.
“Namun, motivasi yang lebih utama itu datang dari diri saya sendiri untuk bisa mendapatkan prestasi yang lebih tinggi,” kata Teguh Teguh pun bercerita bahwa untuk berlatih di Bandung, ia harus mengumpulkan modal dari atas apa yang telah ia raih. Meski sempat berlatih untuk angkat berat, tapi rezeki Teguh ternyata hadir di atletik.
“Karena saya suka fitness, katanya ada pengaruh kalau ke balap kursi roda. Tenaga sudah ada, tinggal teknik yang perlu dikembangkan,” ucap Teguh. Ia pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah membimbingnya dalam banyak hal hingga kini. “Beruntung banget bisa masuk Peparnas. Karena dari Gubernur, dan semua pihak yang ada di belakang telah mendukung dan memfasilitasi kami para difabel,” tutup Teguh.
Sumber berita : Humas Jabar
Tags :
Berita Terkini
17 Agustus 2023
73x
Pemantapan Gerak Tim Lomba Senam Paket PORPI pada FORNAS VII Tahun 2023
30 Mei 2023
74x
29 Mei 2023
137x
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Olahraga Rekreasi
17 Mei 2023
42x